Menurut sejarah mengapa masyarakat Jepara mempunyai keahlian di pahat ukir kayu adalah konon pada jaman dulu kala ada seorang seniman hebat yang bernama Ki Sungging Adi Luwih. Dia tinggal di kerajaan.Kepiawaian Ki Sungging ini terkenal dan sang raja pun akhirnya mengetahuinya.Singkat cerita raja bermaksud memesan gambar untuk permaisurinya kepada Ki Sungging. Ki Sungging bisa menyelesaikan gambarnya dengan baik namun pada saat Ki Sungging hendak menambahkan cat hitam pada rambutnya,ada cat yang tercecer di gambar permaisuri tersebut bagian paha sehingga nampak seperti tahilalat.Kemudian diserahkan kepada raja dan raja sangat kagum dengan hasil karyanya.Namun takdir berkata lain sang raja curiga kepada Ki Sungging difikir Ki Sungging pernah melihat permaisuri telanjang karena adanya gambar tahilalat pada pahanya. Akhirnya raja menghukum Ki sungging dengan membawa alat pahat disuruh membuat patung permaisuri di udara dengan naik layang-layang.
mempunyai mebel dan ukir kayu sesuai dengan keahliannya sendiri-sendiri. Hasil dari kerajinan ukir Jepara bisa bermacam-macam bentuk mulai dari motif patung, motif daun,relief dan lain-lain.
Sentra Tenun Troso |
Dari jalan raya, kita akan disambut oleh gapura besar bertuliskan “Selamat Datang di Desa Troso”, yang menandai betapa desa ini layak dijadikan sebagai tempat wisata belanja. Sepanjang jalan kita akan menyusuri beberapa toko dan home industry yang juga sekaligus dijadikan sebagai galeri. Di kanan dan kiri jalan, berhadapan, hampir setiap rumah disana adalah pengrajin kain troso. Sangat banyak pilihan memang, tapi yang jelas, yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan adalah toko yang cukup besar dengan koleksi kain yang banyak.
Diantara banyaknya industri tekstil beraneka bahan yang diproduksi menggunakan mesin, industry tekstil Desa Troso terus mempertahankan kualitas handmade.
3. Kerajinan Rotan
Sentra Anyaman Rotan-Bambu |
Sentra kerajinan rotan ini sudah berdiri sejak tahun 1970-an. Sejarahnya ada tiga orang warga desa Teluk Wetan mendapat kesempatan mengikuti pelatihan di Filipina dari pemerintah untuk belajar seluk beluk kerajinan rotan. Sekembalinya ke Jepara, mereka kemudian menyebarkan ilmu yang mereka dapatkan dan mengajarkan warga desa bagaimana membuat anyaman rotan yang berkembang turun-temurun hingga sekarang, hingga pada tahun 1990-an pemerintah meresmikan Desa Teluk Wetan sebagai sentra kerajinan rotan. Saat ini hampir 90% warga desa berprofesi sebagai perajin rotan. "Ada sekitar 50 kios rotan di desa ini, sejak itulah Desa Teluk Wetan menjadi sentra kerajinan anyaman rotan terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Terangsan, Surakarta.
4. Kerajinan Monel
Sentra Industri Monel |
Melihat seni kerajinan monel di desa Kriyan, terbentang kesetiaan pada seni warisan leluhur yang diperlihatkan dan dikembangkan. Berkat kerja keras pengrajinnya, kini monel menjadi seni kerajinan yang meluas ke berbagai daerah lain. Menurut H. Abdur Rochim, pemilik gerai Sinar Sakti Monel, yang bangunannya paling megah di daerah itu, sudah sejak tahun 70-an pengrajin monel ada di desanya. Kala itu sebagian besar yang dibuat adalah cincin, baik cincin untuk lelaki maupun perempuan. Saat remaja, Abdur kerap mengambil beragam cincin dari pengrajin, kemudian menjajakannya ke berbagai kota. Masa sulit sempat ia lalui di awal perjalanannya. Dengan berjualan di kaki lima., awalnya ia memang perlu mengenalkan terlebih dahulu kerajinan monel itu seperti apa. Hingga lama-lama banyak yang menyukai. Dibandingkan perhiasan lain seperti emas dan perak, harga monel memang lebih murah. Meski begitu tak kalah menarik bila dipakai.
5. Kerajinan Mainan Anak-Anak
Sentra Mainan Anak |
Desa Karanganyar adalah desa penghasil Mainan Tradisional Anak-Anak terbesar se-Indonesia, oleh karena itu Desa Karnganyar sekarang menjadi Sentral Industri Kerajinan Mainan Anak. Produk dari desa Karanganyar membanjiri pasar Nasional dan banyak permintaan dari luar negeri[1]. Maka pemasaran mainan tradisional anak-anak ini di ekspor keberbagai negara, karena sudah mempunyai banyak pelanggan di berbagai negara, seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, China, Jepang, Amerika, dll. Selain itu Desa Karanganyar juga berpotensi sebagai Desa Wisata atau Kampung Dolanan karena lokasi desa masih banyak persawahan, alami, rumah-rumah tradisional Jawa, dan dolanan tradisional.
Desa Karanganyar adalah desa unik yaitu desa ini yang masih menganut salah satu tata kota zaman kerajaan jawa kuno yaitu rumah penduduk menggerombol mengikuti alur sungai, rumah-rumah penduduk berkumpul dan berjajar mengikuti alur sungai.
6. Kerajinan Patung
Mulyoharjo adalah sebuah desa di kecamatan Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. desa mulyoharjo juga di kenal sebagai sentra industri seni patung dan pahat dari kayu. desa mulyoharjo merupakan cikal bakal dari seni ukir jepara. zaman dahulu terkenal dengan ukiran Macan Kurung. Desa Mulyoharjo adalah Desa Wisata Industri Kreatif (DEWINDIF).
Di luar furniture, industri pengolahan kayu di Jepara juga dikembangkan dalam produk kerajinan, termasuk souvenir, Macan Kurung, patung di Mulyoharjo. Terdapat 157 unit usaha yang menggeluti jenis industri ini. Sebanyak 1.095 pekerja yang menggeluti industri ini sepanjang tahun 2008 tercatat menghasilkan 418.737 set / buah produk. Dari produk itu nilai produksi yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 3.349.900.000,-. Konsumen di luar negeri memberikan kepercayaan pada perajin di Jepara karena mereka memiliki keunggulan kompetitif yang jauh lebih baik dibanding produsen di tempat lain. Kehalusan finishing dan detail produk yang jauh lebih baik, telah memberikan daya tarik yang luar biasa bagi peminat produk di berbagai belahan dunia.