Sejarah Singkat Industri Roti
Pada tahun 1960 ada 2 orang penduduk
desa Bugo yang bernama bapak Sunar dan bapak Kaswi yang bekerja pada
perusahaan roti milik orang Cina di Kudus. Setelah beberapa tahun
bekerja di perusahaan roti tersebut mereka akhirnya mengusai cara dan
teknik pembuatan roti. Kemudian pada tahun 1970 setelah merasa mampu dan
menguasai cara pembuatan roti, mereka memutuskan untuk usaha mandiri
dalam bidang pengolahan kue dan di desa Bugo.
Pada awalnya mereka membuat kue dan roti
bolang baling,roti moho, roti manis dan untir untir. Namun saat itu
usaha pengolahan kue kue dan roti belum bisa berkembang , karena
masyaraka masih asing dengan produk produk tersebut. Bahkan poduk produk
tersebut masih di anggap makanan mewah yang hanya dapat dibeli oleh
kalangan menengah ke atas. Namun dengan kesabaran, ketekunan dan
keuletannya lambat laun produk produk ini mulai di kenal dan diminati
masyarakat.
Pada saat itu beberapa orang penduduk
desa Bugo bekerja sebagai tenaga kerja di perusahaan kue dan roti milik
Bapak Kaswi dan Bapak Sunar . Akhirnya semakin banyaklah orang desa Bugo
yang menguasai cara pengolahan roti dan kue kue tersebut, dan mulai
semakin bertambah banyak pula masyarakat desa Bugo yang mendirikan usaha
pengolahan kue dan roti dalam skala industri rumah tangga ( home
industri ).
Selain Bapak Kaswi dan Bapak Sunar,
akhirnya muncullah nama nama yang lain seperti Bapak Kliwon, Bapak
Sukamat, Bapak Kuat, Bapak Rahmat, dan Bapak Sugono yang mendirikan
usaha pengolahan roti dan kue – kue dalam skala home industri di desa
Bugo Welahan Jepara ini.
Pada sekitar era 80-an Bapak Kuat dan
Bapak Sukamat berusaha mengmbangkan usaha pengolahan aneka kue dan roti
ini di Jakarta. Ternyata usaha mereka di Jakarta maju dengan pesat.
Kondisi ini membuat warga Bugo yang lain tertarik mengikuti mereka untuk
merantau dan berusaha di Jakarta. Pada saat itu bahkan usaha pengolahan
aneka roti dan kue dari pengusaha desa Bugo ini berkembang di kota kota
Jawa Barat seperti Banten, Cikampek, Bogor, Krawang dan sebagainya.
Namun
pada tahun 1987 banyak dari warga Bugo ini yang akhirnya kembali ke
kampung halamannya untuk mengembangkan usahanya di daerah sendiri. Usaha
pengolahan aneka kue dan roti di desa Bugo ini akhirnya dari tahun ke
tahun tambah pesat. Kondisi ini membuat inisiatif warga desa Bugo untuk
mendirikan koperasi yang berbadan hukum dengan nama ” KOPINKRA KARYA
BOGA ” ( Koperasi Industri Dan Kerajinan Karya Boga ) yang anggotanya
adalah para pengrajin kue dan roti dari desa Bugo. Kemudian koperasi ini
juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan produk tepung terigu
yaitu ” Sri Boga Ratu Raya ” dari Semarang.
Desa
Bugo saat ini benar benar telah menjadi sentra industri kue dan roti
yang di buktikan dengan di resmikannya desa Bugo sebagai pusat dan pasar
perdagangan aneka kue dan roti oleh Bapak Bupati Jepara . Dengan
demikian dalam memasarkan produknya masyarakat produsen kue dan roti
tidak perlu memasarkan sendiri ke konsumen, melainkan ada para pedagang
yang mengambil langsung ke pusat produk di desa Bugo ini untuk di
pasarkan ke kota Jepara, Kudus, Rembang, Pati, Semarang, Demak dan kota
kota lainnya.